Konstruksi MRT, Rekayasa Lalu Lintas Jalan Gajah Mada Januari sampai Agustus 2026
Daftar isi:
Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengumumkan adanya rekayasa lalu lintas di Jalan Gajah Mada hingga Hayam Wuruk akibat proyek konstruksi Stasiun MRT Fase 2. Perubahan ini akan berlangsung mulai 4 Januari 2025 hingga 31 Agustus 2026, sebagaimana disampaikan oleh Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo.
Proses konstruksi ini mencakup tiga stasiun MRT yang terletak di sepanjang jalan tersebut, yakni Stasiun MRT Harmoni, Stasiun MRT Sawah Besar, dan Stasiun MRT Mangga Besar. Pengaturan lalu lintas akan dilakukan secara bertahap mengikuti perkembangan proyek yang berjalan.
Penerapan Rekayasa Lalu Lintas untuk Mendukung Konstruksi
Rekayasa lalu lintas di kawasan Harmoni sudah mulai diterapkan dari awal Januari 2025. Menurut Syafrin, rekayasa ini akan berlangsung hingga akhir tahun, dengan pengaturan yang lebih ketat akan diterapkan pada Januari hingga April 2026 untuk mendukung proses konstruksi lebih lanjut.
Arus lalu lintas di Jalan Hayam Wuruk juga akan mengalami perubahan. Kendaraan akan digeser sedikit ke sisi jalan dari Gedung BPKP sampai Gedung Sandjaja, tanpa mengurangi jumlah lajur yang tersedia untuk arah Monas.
Kondisi ini diperkirakan akan mempengaruhi mobilitas masyarakat. Oleh karena itu, Dinas Perhubungan mengajak pengguna jalan untuk lebih memahami dan mengadaptasi terhadap perubahan lalu lintas yang terjadi selama masa pembangunan.
Rekayasa lalu lintas selanjutnya akan dilakukan pada periode 1 Maret hingga 17 Maret 2026. Dalam periode ini, arah lalu lintas dari jalan Hayam Wuruk dibelokkan ke tengah, dimulai dari Gedung Clover Bakery hingga sebelum Jalan Sukarjo Wiryopranoto.
Langkah-langkah ini diambil untuk menjaga kelancaran arus lalu lintas meskipun terdapat pekerjaan konstruksi di sekitar area tersebut.
Rincian Proyek dan Dampaknya Terhadap Kawasan Sekitar
Selama proyek berlangsung, jalan Gajah Mada juga akan mengalami perubahan. Lalu lintas untuk kendaraan menuju Kota akan dialihkan ke sisi kanal di area CIMB Niaga hingga menjelang Gajah Mada Plaza. Perubahan ini diharapkan akan mengurangi kemacetan yang sering terjadi di daerah tersebut.
Dari tanggal 18 Maret hingga 30 Juni 2026, rekayasa lalu lintas kembali dilanjutkan dengan perubahan lebih lanjut di Jalan Hayam Wuruk. Pengalihan ini akan memudahkan adopsi terhadap situasi baru di lapangan.
Arah lalu lintas di Jalan Gajah Mada juga akan dialihkan, memberi jalan bagi kendaraan untuk melintas dengan lebih lancar. Sisi kanal akan menjadi alternatif bagi kendaraan yang menuju Kota, bermula dari gedung CIMB Niaga.
Langkah-langkah ini bertujuan untuk memberikan solusi yang tepat selama masa konstruksi agar tidak mengganggu aktivitas warga dan pengendara secara maksimal. Kendaraan juga akan diarahkan ke tengah untuk menghindari kemacetan di sekitar lapangan.
Seluruh perubahan ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan mempercepat pembangunan infrastruktur transportasi di Jakarta.
Implikasi Jangka Panjang dari Pembangunan Infrastruktur MRT
Secara keseluruhan, proyek pembangunan infrastruktur MRT diharapkan memberikan dampak positif jangka panjang bagi masyarakat Jakarta. Dengan adanya jalur transportasi massal yang lebih baik, diharapkan penggunaan kendaraan pribadi dapat berkurang, mengurangi kemacetan yang berkepanjangan.
Selain itu, aksesibilitas ke berbagai lokasi di kota akan meningkat, memberikan masyarakat peluang yang lebih baik dalam memilih moda transportasi. Hal ini juga mengarah pada pengurangan emisi polusi dari kendaraan bermotor.
Dari waktu ke waktu, proyek konstruksi ini diharapkan akan melahirkan integrasi yang lebih baik antara moda transportasi yang ada. Masyarakat akan memiliki lebih banyak pilihan, tidak hanya terbatas pada kendaraan pribadi atau bus umum.
Keberadaan MRT juga akan mendukung pertumbuhan ekonomi di sepanjang jalur yang dilalui. Properti di sekitar stasiun diperkirakan akan mengalami kenaikan nilai, memberikan manfaat bagi pemilik dan pengembang.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk bersabar dan beradaptasi selama masa konstruksi. Hal ini merupakan investasi dalam infrastruktur yang lebih baik untuk masa depan Jakarta.







