Cuaca Ekstrem Ganggu Operasional Pelabuhan, Kendaraan Terjebak dan Menumpuk
Daftar isi:
Kementerian Perhubungan baru-baru ini mengungkap bahwa cuaca ekstrem yang melanda perairan Selat Sunda telah menyebabkan gangguan signifikan pada operasional Pelabuhan Merak di Banten. Kondisi ini mengakibatkan penumpukan kendaraan di sekitar kawasan pelabuhan, yang berdampak pada kelancaran transportasi.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Aan Suhanan, menyatakan bahwa antrean kendaraan terjadi akibat gelombang tinggi dan angin kencang yang melanda area tersebut. Hal ini membuat proses penyeberangan menjadi terhambat dan mengganggu jadwal keberangkatan kapal.
Cuaca yang buruk menyebabkan kapal sulit bersandar di dermaga, sehingga bongkar muat tidak dapat dilakukan dengan optimal. Gangguan ini, menurut Aan, langsung berimplikasi pada penumpukan kendaraan di pelabuhan, yang semakin memperumit situasi.
Penyebab Penumpukan Kendaraan di Pelabuhan Merak
Selain faktor cuaca ekstrem, terdapat peningkatan permintaan jasa penyeberangan, terutama untuk kendaraan angkutan logistik. Fenomena ini semakin memperbanyak jumlah kendaraan yang menuju Pelabuhan Merak, menciptakan situasi yang semakin tidak terkendali.
Dalam menghadapi kendala ini, Ditjen Perhubungan Darat melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Kepolisian dan Otoritas Pelabuhan. Dengan koordinasi yang baik, mereka berupaya untuk mengatasi kepadatan yang ada di pelabuhan.
Kemenhub juga mengoptimalkan beberapa sistem untuk menangani situasi ini, seperti delaying system dan buffer zone, untuk menjamin keselamatan penyeberangan. Ini adalah langkah penting dalam memastikan bahwa penumpukan kendaraan tidak mengakibatkan masalah lebih besar di masa depan.
Langkah-Langkah Penanganan yang Dilakukan
Upaya untuk mengatasi kepadatan telah dilakukan dengan penambahan kapal berkapasitas besar di semua dermaga. Sejak 18 Desember 2025, langkah ini diambil untuk mempercepat proses penyeberangan dan mengurangi antrean kendaraan yang semakin menggunung.
Selain itu, delaying system diterapkan dalam kondisi cuaca yang mengkhawatirkan, seperti pada saat Peringatan Dini I dan II. Dengan cara ini, walaupun cuaca buruk, penumpukan kendaraan dapat dikelola dengan lebih baik.
PT ASDP Indonesia Ferry juga memastikan bahwa tiket untuk pengguna jasa tetap berlaku meskipun terdapat perubahan akibat cuaca ekstrem. Ini memberikan rasa tenang bagi penumpang yang merencanakan perjalanan selama momen-momen kritik ini.
Pentingnya Memantau Cuaca Sebelum Berpergian
Kemenhub mengimbau masyarakat untuk selalu memantau informasi potensi cuaca ekstrem sebelum melakukan perjalanan. Ini sangat penting, terutama selama periode Natal dan Tahun Baru, yang diprediksi akan meningkatkan volume perjalanan.
Informasi cuaca yang akurat dapat membantu masyarakat mengambil keputusan yang lebih bijaksana terkait rencana perjalanan mereka. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika sudah memberikan peringatan tentang potensi cuaca buruk yang mungkin terjadi selama periode tersebut.
Dengan adanya informasi yang tepat, masyarakat dapat mengantisipasi segala risiko yang mungkin terjadi, sehingga keselamatan dan kelancaran perjalanan mereka tetap terjaga. Hal ini merupakan bentuk mitigasi risiko yang harus diperhatikan semua pihak.







