Polri Tambah Personel dan Alat Berat untuk Bantu Korban Banjir Aceh Utara
Daftar isi:
Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Dedi Prasetyo menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk membantu warga yang terdampak banjir dan longsor di Aceh Utara. Upaya ini mencakup pemenuhan kebutuhan mendesak menjelang bulan suci Ramadan yang akan datang.
Dedi menyatakan bahwa Polri sudah bergerak dengan berbagai langkah untuk memastikan semua kebutuhan warga dapat dipenuhi. Hingga akhir Desember, mereka berusaha untuk memenuhi semua kebutuhan yang telah dievaluasi secara mendetail.
Dalam peninjauan yang dilakukan di lapangan, Dedi menemukan bahwa masih banyak kebutuhan yang musti diatasi, terutama terkait dengan logistik dan alat berat yang diperlukan untuk pemulihan. Untuk mendukung proses ini, Polri telah mengerahkan tujuh unit alat berat ke lokasi bencana.
Kegiatan Polri dalam Memberikan Bantuan kepada Warga Terdampak Banjir dan Longsor
Alat berat yang dikerahkan meliputi ekskavator besar, ekskavator kecil, dan dump truck, yang semua difokuskan di Kecamatan Langkahan, Aceh Utara. Akses jalan di daerah ini sangat penting untuk dibuka agar proses pemulihan dapat berlangsung dengan lebih cepat.
“Fokus kita saat ini adalah Kecamatan Langkahan yang kondisinya cukup parah akibat bencana. Membangun kembali akses jalan dan jembatan menjadi prioritas utama,” ujar Dedi dalam pernyataannya. Hal ini menunjukkan komitmen Polri dalam mempercepat pemulihan daerah yang terkena bencana.
Polri tidak hanya berfokus pada infrastruktur, tetapi juga mempertimbangkan kesehatan masyarakat yang terdampak. Beberapa puskesmas di area tersebut mengalami kerusakan berat dan terbatasnya akses terhadap air bersih menjadi tantangan baru bagi warga setempat.
Dampak Banjir dan Kendala dalam Pemulihan Warga di Aceh Utara
Dedi menambahkan bahwa persediaan obat-obatan dan alat kesehatan sedang dalam perjalanan ke lokasi bencana. Jakarta telah menyiapkan 60 koli berisi berbagai barang medis yang sangat dibutuhkan untuk mendukung pemulihan kesehatan masyarakat.
Meskipun alat berat telah dikerahkan, dua waduk mengalami jebol dan sejumlah jembatan putus, membuat akses masyarakat semakin sulit. Untuk mengatasi situasi ini, Polri merencanakan pembangunan jembatan darurat dengan kapasitas yang terbatas untuk sementara waktu.
“Yang paling mendesak saat ini adalah memperbaiki akses jalan dan jembatan. Jika akses utama terbuka, proses pemulihan akan berlangsung dengan lebih cepat,” jelas Dedi menyoroti pentingnya infrastruktur dalam membantu masyarakat.
Peningkatan Personel dan Sumber Daya untuk Mempercepat Pemulihan
Untuk meningkatkan upaya pemulihan, Polri juga mengerahkan tambahan 190 personel Brimob. Dari jumlah tersebut, 100 personel ditempatkan di Aceh Utara dan 90 di Lhokseumawe, dilengkapi dengan peralatan untuk peningkatan pengamanan dan bantuan dalam proses pemulihan.
Keberadaan tambahan personel ini bertujuan untuk mempercepat aktivitas pemulihan serta memberikan rasa aman bagi warga yang tengah berjuang akibat dampak bencana. Ini juga menunjukkan respons cepat dari Polri terhadap kebutuhan mendesak masyarakat.
Klarifikasi dan penanganan yang cepat terhadap situasi darurat sangat penting. Komitmen Polri dalam menghadapi berbagai tantangan menunjukkan dedikasi mereka untuk melindungi dan mendukung masyarakat serta mempercepat pemulihan pascabencana.







