Proyeksi IHSG Tembus 9350 Tahun Depan oleh Mandiri Sekuritas
Daftar isi:
Perekonomian Indonesia diperkirakan akan mengalami dinamika yang menarik dalam waktu dekat. Berbagai faktor makroekonomi diprediksi akan berpengaruh signifikan terhadap pasar modal dan dunia investasi secara keseluruhan.
Melihat berbagai sentimen yang ada, ada optimisme yang kuat mengenai proyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diperkirakan dapat mencapai level yang lebih tinggi dalam waktu beberapa tahun ke depan. Hal ini menunjukkan potensi pertumbuhan yang dapat dimanfaatkan oleh para investor.
Berdasarkan analisis terbaru, ada sektor-sektor tertentu yang layak untuk diperhatikan. Sektor keuangan, teknologi, dan konsumsi menjadi beberapa yang paling menarik untuk diperhatikan oleh investor lokal maupun asing.
Proyeksi IHSG dan Sektor-Sektor Menjanjikan untuk Investasi
IHSG diperkirakan akan menembus angka 9.050 pada akhir tahun 2026. Proyeksi tersebut didasarkan pada situasi makroekonomi yang mendukung, seperti pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang diharapkan meningkat menjadi 5,2%.
Adrian Joezer, seorang analis pasar, menyarankan agar investor melihat lebih dekat sektor seperti keuangan dan alat berat. Dengan valuasi yang dianggap masih tertinggal, sektor-sektor ini diharapkan bisa menunjukkan kinerja yang baik.
Ketidakpastian global juga dapat memberikan peluang yang menguntungkan. Investor asing kemungkinan akan mulai kembali berinvestasi di IDX30, yang juga memberikan sinyal positif bagi pasar domestik.
Faktor Makroekonomi yang Mempengaruhi Pasar Modal
Pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pada 2026 dapat didorong oleh kebijakan fiskal yang lebih ekspansif. Pemerintah berencana untuk meningkatkan pengeluaran, meskipun mungkin ada tantangan terkait pendapatan yang lebih besar.
Defisit fiscal negara diharapkan berada pada kisaran 2,8% dari PDB. Meskipun angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya, hal ini menunjukkan adanya keinginan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.
Rupiah juga diperkirakan akan mengalami depresiasi, yang dapat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Bank Indonesia akan tetap melakukan pemantauan terhadap kondisi ini guna menjaga stabilitas moneter.
Inflasi dan Suku Bunga: Apa yang Diharapkan ke Depan?
Inflasi diperkirakan mencapai sekitar 2,8% pada tahun 2026, meningkat dari 1,9% sebelumnya. Ini terjadi karena adanya efek dasar dari kebijakan diskon tarif listrik pada tahun sebelumnya.
Berdasarkan proyeksi, BI Rate terminal diperkirakan menjadi 4,25%. Penurunan suku bunga sebanyak dua kali diharapkan bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi dengan memberikan dorongan pada sektor konsumsi.
Pengurangan suku bunga diharapkan akan terjadi pada kuartal pertama dan kuartal keempat 2026. Penyesuaian ini bertujuan untuk menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif.
Dengan semua faktor ini, investor perlu terus memperhatikan dinamika yang terjadi di pasar. Ada banyak peluang yang bisa dimanfaatkan akibat situasi ini, sehingga keputusan investasi yang bijak sangat diperlukan.
Seiring dengan perubahan dan pertumbuhan yang terus berlangsung, penting bagi investor untuk tetap terinformasi. Memahami sektor-sektor yang berpotensi dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat.
Pada akhirnya, kejelian dalam membaca sentimen pasar dan memahami kebijakan ekonomi dapat menjadi kunci bagi investor untuk meraih keuntungan maksimal di masa depan.







