Ibu Melahirkan Bayi Kembar di Ambulans Saat Langkat Terendam Banjir
Daftar isi:
Rajula, seorang wanita berusia 38 tahun yang tengah hamil besar, terpaksa harus menjalani proses evakuasi yang dramatis. Di tengah bencana banjir dan longsor yang melanda wilayahnya, dia tidak mendapatkan layanan yang memadai di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Utara, pada hari Sabtu, 29 November. Kejadian tersebut menuntut upaya cepat untuk segera memindahkannya ke fasilitas kesehatan lain.
Situasi pada saat itu sangat kritis karena RSUD Tanjung Pura terkena dampak langsung bencana yang terjadi hanya beberapa hari sebelumnya. Ambulans rumah sakit pun tidak bisa berfungsi, memaksa pihak rumah sakit untuk berkomunikasi dengan Puskesmas Stabat Lama agar segera melakukan evakuasi.
Situasi darurat seperti ini memperlihatkan betapa pentingnya infrastruktur kesehatan yang tangguh dan responsif dalam menghadapi bencana alam. Tak hanya pengurus rumah sakit, tetapi juga petugas kesehatan dari Puskesmas Stabat Lama dituntut untuk bertindak cepat demi keselamatan jiwa pasien.
Sikap Sigap Tim Medis Menghadapi Bencana
Petugas Puskesmas Stabat Lama menerima permintaan bantuan dari RSUD Tanjung Pura dengan sangat cepat. Dalam waktu singkat, tim medis yang dipimpin oleh dokter Afriza Amelia segera berangkat menuju lokasi untuk melakukan evakuasi Rajula. Kerjasama antara berbagai layanan kesehatan sangat penting dalam momen kritis ini, terutama saat infrastruktur sedang dalam kondisi yang tidak memadai.
Sekaligus, Afriza dan tim dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menangani berbagai situasi darurat, termasuk persalinan di dalam ambulans. Sangat beruntung, Rumah Sakit Putri Bidadari, yang merupakan tempat tujuan evakuasi, belum terkena dampak bencana sehingga masih beroperasi dengan normal.
Namun, dalam perjalanan menuju rumah sakit yang dimaksud, kondisi Rajula semakin mendesak. Setelah mengalami kontraksi yang sangat intensif, perempuan ini terpaksa melahirkan sebelum sampai di rumah sakit. Kelahiran yang tiba-tiba di dalam ambulans ini menjadi momen yang dramatis dan mendebarkan bagi semua yang terlibat.
Proses Kelahiran Dalam Situasi Darurat
Afriza yang berada di dalam ambulans berhasil memberikan bantuan yang diperlukan untuk memastikan Rajula bisa melahirkan dengan aman. Momen ini bukan hanya menjadi tantangan bagi Rajula, tetapi juga bagi tim medis yang harus bertindak cepat dan efektif dalam situasi yang tidak biasa. Dalam keadaan darurat seperti ini, kemampuan komunikasi dan kepemimpinan dokter menjadi kunci untuk keberhasilan proses persalinan.
Kelahiran bayi kembar perempuan, Hana dan Hani, menjadi berita bahagia di tengah kesedihan akibat bencana yang melanda. Dengan berat masing-masing bayi 2,3 kilogram dan 2,1 kilogram, keduanya lahir dalam keadaan sehat. Keberhasilan ini merupakan hasil dari upaya sinergis antara RSUD Tanjung Pura dan Puskesmas Stabat Lama yang saling mendukung satu sama lain dalam momen kritis ini.
Di tengah keterbatasan dan tantangan yang ada, keberanian dan dedikasi tim medis telah menyelamatkan nyawa dua bayi yang baru lahir, serta memastikan keselamatan ibunya. Kisah ini menjadi contoh bagaimana sinergi antara pihak-pihak terkait dapat memberikan harapan di tengah bencana.
Dampak Banjir dan Respons Pemerintah
Bencana banjir dan longsor yang melanda Sumatera Utara memberikan dampak besar bagi masyarakat setempat. Menurut laporan dari pemerintah provinsi, kerugian yang diakibatkan oleh bencana ini diperkirakan mencapai Rp18,37 triliun. Kerusakan ini meliputi berbagai sektor, mulai dari infrastruktur hingga pertanian, yang sangat vital bagi kehidupan sehari-hari masyarakat.
Pengarahan dari Wakil Gubernur Sumut menunjukkan pentingnya mitigasi bencana dan juga perlunya evaluasi dalam pengelolaan infrastruktur. Beliau menekankan bahwa kerusakan yang terjadi mencakup tidak hanya infrastruktur jalan, tetapi juga tempat tinggal masyarakat dan fasilitas umum lainnya yang menjadi tulang punggung kehidupan sehari-hari.
Sektor-sektor yang terdampak pun bukan hanya terbatas pada fisik, tetapi juga pada aspek sosial dan ekonomi masyarakat yang terkena imbas. Kehilangan pekerjaan dan kerusakan sumber penghidupan memerlukan perhatian lebih, serta upaya nyata untuk membantu memulihkan kondisi pascabanjir.







