CuaninAja: Situs Berita Teknologi dan Game Cuan Terbaru
Beranda LIFESTYLE Tradisi Unik: 3 Negara yang Masih Makan Daging Kucing

Tradisi Unik: 3 Negara yang Masih Makan Daging Kucing

Tradisi Unik – Praktik mengonsumsi daging hewan peliharaan seperti kucing mungkin terdengar tidak lazim bagi para pencinta binatang. Namun, siapa sangka, di beberapa negara, hal ini adalah tradisi yang sudah berlangsung lama dan dianggap sebagai bagian dari budaya lokal. Tradisi ini umumnya terdapat di negara-negara yang dikenal sebagai negara pemakan segala, di mana hampir semua jenis hewan bisa dijadikan sumber makanan, termasuk daging kucing.

Meski praktik ini menuai pro dan kontra, khususnya di kalangan pencinta binatang dan aktivis hak-hak hewan, masyarakat di negara-negara ini memiliki alasan tersendiri yang berkaitan dengan tradisi, kondisi sosial-ekonomi, atau bahkan kepercayaan lokal. Lantas, negara mana saja yang memiliki tradisi mengonsumsi daging kucing, dan mengapa praktik ini masih dipertahankan hingga sekarang?

1. Vietnam – Daging Kucing sebagai Sumber Kekuatan

Salah satu negara yang masyarakatnya masih mengonsumsi daging kucing adalah Vietnam, yang merupakan tetangga Indonesia di kawasan Asia Tenggara. Di Vietnam, daging kucing dianggap sebagai sumber kekuatan dan dipercaya memiliki berbagai manfaat, termasuk untuk menangkal nasib buruk dan meningkatkan libido.

Melansir World Population Review, tradisi mengonsumsi daging kucing di Vietnam sudah berlangsung lama. Selama bertahun-tahun, ribuan kucing liar di negara ini telah diculik dan dijual kepada pedagang makanan, rumah tangga, bahkan restoran. Daging kucing kemudian dijual sebagai makanan eksotis yang memiliki nilai tersendiri bagi sebagian masyarakat Vietnam. Selain itu, negara ini juga terkenal memiliki perdagangan gelap bawah tanah yang sangat menguntungkan dari menjual daging kucing dan anjing. Praktik ini berlanjut meskipun banyak seruan dari organisasi perlindungan hewan untuk menghentikannya.

Bagi sebagian besar masyarakat Vietnam, mengonsumsi daging kucing bukan hanya soal cita rasa, tetapi juga berkaitan dengan kepercayaan tradisional yang mengakar dalam budaya mereka. Namun, praktik ini juga menuai banyak kontroversi, terutama di kalangan aktivis hak-hak hewan yang memperjuangkan perlindungan bagi kucing-kucing yang menjadi korban dari perdagangan ini.

Cara Pengolahan Daging Kucing di Vietnam

Di Vietnam, daging kucing diolah menjadi berbagai macam masakan tradisional. Daging kucing sering diolah menjadi sup atau semur, dan tidak jarang pula diolah menjadi sate yang disajikan dengan bahan-bahan seperti serai, jahe, atau direndam dalam ketumbar dan cabai. Meskipun mungkin terdengar aneh bagi sebagian besar orang, menu ini dianggap sebagai makanan lezat, terutama di daerah Ho Chi Minh.

Meskipun secara hukum ilegal untuk dikonsumsi, daging kucing masih sering disajikan di berbagai tempat di Vietnam. Tingginya permintaan akan daging ini menyebabkan hewan peliharaan sering kali dicuri, tidak hanya dari Vietnam, tetapi juga dari Thailand dan Laos. Kucing-kucing tersebut biasanya diselundupkan ke toko-toko khusus untuk dijual sebagai makanan.

2. China – Konsumen Daging Kucing Terbesar di Dunia

Negara selanjutnya adalah China, yang dikenal sebagai salah satu konsumen daging kucing dan anjing terbesar di dunia. Daging kucing di China tidak hanya berasal dari perdagangan pasar gelap, tetapi juga bisa ditemukan di berbagai provinsi dan wilayah di seluruh negara tersebut. Di China, daging kucing dan anjing dipercaya memiliki manfaat kesehatan, seperti meningkatkan metabolisme tubuh, menyejukkan tubuh selama musim panas, serta menghangatkan tubuh selama musim dingin.

Biasanya, daging kucing di China diolah menjadi sup, steak, atau dipadukan dengan sayuran dan nasi, lalu disajikan dengan bumbu serta topping. Setiap tahunnya, diperkirakan China mengonsumsi lebih dari empat juta anak kucing, menjadikan praktik ini bagian dari budaya kuliner di beberapa wilayah, meskipun menuai pro dan kontra dari banyak pihak.

3. Australia – Pasar Gelap Daging Kucing di Tengah Satwa Liar yang Melimpah

Yang mungkin mengejutkan adalah Australia. Negara yang dikenal memiliki jumlah satwa liar yang melimpah ini, termasuk kucing liar yang banyak berkeliaran di perkotaan, ternyata juga memiliki pasar gelap untuk daging kucing. Australia tidak memiliki aturan khusus terkait penyembelihan kucing untuk konsumsi, yang memungkinkan adanya perdagangan bawah tanah untuk daging kucing.

Meskipun praktik ini tidak seumum di negara-negara lain, beberapa laporan menunjukkan adanya pasar gelap yang memperjualbelikan daging kucing di Australia. Situasi ini menunjukkan bahwa meskipun Australia lebih dikenal dengan satwa liarnya, sebagian kecil masyarakat masih mengonsumsi daging kucing, terutama di daerah yang lebih terpencil.

 

 

Baca juga artikel lainnya dari cuaninaja.id

Komentar
Bagikan:

Iklan