CuaninAja: Situs Berita Teknologi dan Game Cuan Terbaru
Beranda LIFESTYLE Transformasi Erlina: Turun 19 Kg Fokus Menaikkan Massa Otot

Transformasi Erlina: Turun 19 Kg Fokus Menaikkan Massa Otot

Transformasi Erlina – Erlina Pranistiasari, seorang perempuan berusia 38 tahun, membuktikan bahwa konsistensi dalam menjalani pola hidup sehat dapat membawa perubahan besar. Dalam dua tahun, ia berhasil menurunkan berat badannya dari 68 kilogram menjadi 49 kilogram—turun sebanyak 19 kilogram.

Yang menarik, Erlina mencapai hasil ini tanpa berolahraga sama sekali. Ia hanya mengandalkan prinsip defisit kalori sebagai strategi utama untuk menurunkan berat badannya.

“Jadi dari 68, aku turun sempat benar-benar dua tahun itu ke 49 kilogram, turun sebanyak 19 kilo ya, benar-benar jauh banget, tapi memang enggak instan,” ujar Erlina dalam wawancaranya dengan Kompas.com pada Jumat (22/11/2024).

Defisit Kalori: Kunci Penurunan Berat Badan

Defisit kalori adalah kondisi di mana asupan kalori harian lebih rendah daripada kebutuhan energi tubuh. Erlina dengan disiplin mengatur pola makan dan memastikan bahwa jumlah kalori yang ia konsumsi selalu di bawah batas kebutuhan harian.

Metode ini menjadi pilihan Erlina karena ia merasa belum siap untuk memasukkan olahraga ke dalam rutinitasnya. Meski tanpa aktivitas fisik tambahan, perubahan pola makan yang konsisten memberikan hasil signifikan pada berat badannya.

Perubahan yang Tidak Instan

Erlina menekankan bahwa keberhasilannya tidak terjadi secara instan. Perlu waktu dua tahun untuk mencapai hasil yang diinginkannya. Ini membuktikan bahwa perjalanan menuju tubuh ideal membutuhkan waktu, kesabaran, dan dedikasi.

“Saya fokus pada perjalanan, bukan hasil instan. Bagi saya, yang terpenting adalah tetap konsisten dan tidak merasa tertekan,” tambahnya.

Perjalanan Erlina menjadi inspirasi bagi banyak orang yang ingin memulai pola hidup sehat. Kini, setelah sukses menurunkan berat badan, ia memiliki tujuan baru: menaikkan massa otot dan membentuk tubuh yang lebih bugar. Bagaimana langkah Erlina berikutnya? Nantikan cerita transformasinya yang terus berlanjut.

Erlina Pranistiasari: Dari Berat Badan Ideal ke Pembentukan Massa Otot

Setelah sukses menurunkan berat badan hingga 19 kilogram dan mencapai berat 49 kilogram dengan tinggi badan 164 sentimeter, Erlina Pranistiasari merasa tubuhnya terlalu kurus. Kesadaran ini mendorongnya untuk memulai fase baru dalam perjalanannya: membentuk massa otot dan meningkatkan kebugaran tubuh.

Latihan Angkat Beban di Rumah: Langkah Awal

Perjalanan Erlina menuju pembentukan otot dimulai dari rumah. Ia menggunakan dumbbell seberat 2-4 kilogram dan mengikuti panduan video dari YouTube. Latihan ini memberinya fondasi awal untuk membiasakan diri dengan angkat beban, sebuah metode yang efektif untuk membangun kekuatan dan massa otot.

Meski sederhana, latihan di rumah ini menjadi langkah penting bagi Erlina untuk memulai perjalanan barunya. Namun, seiring waktu, ia merasa perlu meningkatkan intensitas dan variasi latihannya.

Rutin Nge-Gym untuk Latihan Lebih Serius

Pada tahun 2022, Erlina memutuskan untuk mulai nge-gym secara rutin. Ia menjadwalkan sesi gym dua hingga tiga kali seminggu dengan durasi latihan satu hingga dua jam per sesi. Latihan di gym memungkinkan Erlina untuk mengakses peralatan yang lebih lengkap dan mendukungnya dalam mencapai target kebugaran.

“Nge-gym itu aku dari kurang lebih tahun 2022, itu aku mulai nge-gym sampe sekarang rutin,” ungkapnya.

Menambahkan Lari untuk Kebugaran Kardiovaskular

Tidak hanya fokus pada latihan angkat beban, Erlina juga menambahkan lari ke dalam program olahraganya sejak Januari 2024. Ia menjalani rutinitas lari dua hingga tiga kali seminggu, dengan jarak yang bervariasi.

Dalam sesi larinya, Erlina biasanya menempuh jarak antara 5-10 kilometer. Ia juga menantang dirinya dengan lari jarak panjang yang melebihi 10 kilometer. Lari tidak hanya membantunya meningkatkan daya tahan kardiovaskular, tetapi juga memberikan keseimbangan dalam rutinitas olahraganya.

Transformasi Berkelanjutan

Dengan kombinasi angkat beban dan lari, Erlina tidak hanya berhasil meningkatkan massa otot, tetapi juga meningkatkan kebugaran secara menyeluruh. Perjalanan ini menunjukkan bahwa transformasi tubuh bukan sekadar tentang menurunkan berat badan, tetapi juga membangun tubuh yang kuat, sehat, dan bugar.

Langkah konsisten yang diambil Erlina menjadi inspirasi bahwa setiap orang dapat terus mengembangkan diri dan meningkatkan kualitas hidup melalui kebiasaan sehat.

Hasil Transformasi: Tubuh Lebih Ramping dan Proporsional

Kombinasi latihan angkat beban dan lari yang dilakukan Erlina Pranistiasari telah membuahkan hasil nyata. Setelah sebelumnya menurunkan berat badan dari 68 kilogram menjadi 49 kilogram dalam dua tahun, berat badannya kini stabil di angka 55 kilogram. Namun, kenaikan ini bukan disebabkan oleh lemak, melainkan hasil dari peningkatan massa otot yang ia bangun dengan dedikasi dan konsistensi.

“Alhamdulillah sudah stabil ya, jadi enggak kurus banget juga, enggak gemuk juga, tapi memang dominan massa otot. Jadi kelihatannya lebih ramping gitu,” ungkapnya.

Fokus pada Komposisi Tubuh, Bukan Sekadar Angka Timbangan

Erlina memahami bahwa angka pada timbangan hanyalah indikator dan bukan segalanya. Baginya, yang lebih penting adalah menjaga komposisi tubuh yang sehat serta proporsi yang ideal. Tubuhnya kini terlihat lebih ramping, berisi, dan proporsional—hasil dari perpaduan pola makan sehat dan rutinitas olahraga yang terarah.

Perubahan ini menunjukkan bahwa keberhasilan transformasi tubuh tidak hanya dinilai dari penurunan berat badan, tetapi juga dari peningkatan kualitas tubuh secara keseluruhan, termasuk kekuatan, daya tahan, dan kesehatan.

Inspirasi Perjalanan Erlina

Perjalanan Erlina membuktikan bahwa kombinasi diet yang konsisten dengan olahraga yang fokus pada pembentukan otot dapat memberikan hasil yang maksimal dan berkelanjutan. Tidak hanya berat badan yang turun, tetapi tubuh menjadi lebih sehat, kuat, dan bugar.

Transformasi ini menginspirasi banyak orang untuk melihat bahwa perubahan besar dapat dicapai melalui dedikasi, kesabaran, dan pemahaman yang benar tentang kebutuhan tubuh. Erlina berhasil membangun tubuh yang lebih baik, bukan hanya secara fisik, tetapi juga dalam kualitas hidupnya.

 

 

Baca juga artikel lainnya dari cuaninaja.id

Komentar
Bagikan:

Iklan