Akhir Tahun Berlibur Panjang, Dorong Transaksi Tanpa Uang Tunai
Daftar isi:
Jakarta, dalam waktu dekat, masyarakat akan menyambut liburan panjang setelah perayaan Natal dan Tahun Baru. Musim liburan ini diikuti oleh Tahun Baru Imlek di bulan Februari dan Lebaran yang jatuh pada bulan Maret, sehingga memberikan kesempatan bagi banyak orang untuk berlibur dan berkumpul dengan keluarga.
Seiring dengan meningkatnya aktivitas keuangan, bank-bank di Indonesia perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi lonjakan transaksi ini. Salah satu langkah yang diambil oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. adalah mendorong penggunaan teknologi untuk memperlancar transaksi cashless.
Corporate Secretary BTN, Ramon Armando, menyatakan bahwa upaya ini merupakan bagian dari strategi untuk mengurangi ketergantungan pada uang tunai. Dalam konteks ini, optimalisasi super app bernama Bale menjadi fokus utama dalam menyambut musim liburan yang panjang ini.
Strategi Perbankan dalam Menyambut Musim Liburan Panjang
Persiapan perbankan menghadapi musim liburan harus mencakup berbagai aspek, baik itu risiko penipuan maupun kesiapan operasional di kantor cabang. Dalam hal ini, BTN berupaya untuk menghadirkan fasilitas yang lebih baik bagi nasabah melalui aplikasi digital.
Ramon menekankan pentingnya transisi ke transaksi cashless agar lebih banyak masyarakat yang dapat menikmati kemudahan dalam bertransaksi. Dengan meningkatkan penggunaan sistem pembayaran digital, diharapkan proses keuangan menjadi lebih efisien dan aman.
Pada saat yang sama, Head of Central Operation Division BTN, Fatoni Hudhori, juga berbicara mengenai penurunan permintaan uang tunai di masa depan. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan teknologi serta kebiasaan baru masyarakat yang cenderung lebih memilih metode pembayaran non-tunai.
Perubahan Tren Pembayaran di Masyarakat
Fatoni menjelaskan bahwa saat ini tren non-cash sudah mulai berjalan dan terus berkembang. Di tahun-tahun mendatang, diperkirakan semakin banyak transaksi yang dilakukan secara elektronik. Perubahan ini merupakan dampak dari kemudahan akses teknologi dan peningkatan kesadaran masyarakat mengenai manfaat transaksi non-tunai.
Masyarakat tidak hanya akan mendapatkan kemudahan dalam bertransaksi, tetapi juga merasakan manfaat dari pengelolaan keuangan yang lebih baik. Dengan demikian, bank juga akan lebih mudah dalam memantau pergerakan uang di masyarakat dan menjaga keamanan transaksi.
Untuk menghadapi Nataru 2026, BTN telah mengalokasikan dana tunai sebesar Rp19,67 triliun. Meskipun demikian, fokus utama tetap pada penguatan sistem layanan non-cash yang lebih efisien dan mudah diakses oleh nasabah.
Pentingnya Keamanan dalam Bertransaksi Digital
Meski perkembangan transaksi cashless memberikan banyak keuntungan, keamanan tetap menjadi hal yang sangat penting. RAMON dan Fatoni sepakat bahwa kesadaran akan potensi risiko penipuan harus terus ditingkatkan di kalangan masyarakat.
BTN mengambil langkah proaktif dengan memberikan edukasi mengenai cara bertransaksi yang aman melalui platform digital. Dengan pengetahuan yang memadai, diharapkan nasabah dapat menghindari berbagai modus penipuan yang marak terjadi.
Keamanan transaksi juga berkaitan erat dengan kesiapan teknologi yang ada di dalam aplikasi dan infrastruktur perbankan. Oleh karena itu, BTN akan terus melakukan pembaruan dan peningkatan pada sistem informasinya.







